Sunday 10 April 2016

Makalah "Kepemimpinan"



MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN
“Kepemimpinan”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang dengan pertumbuhan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya pengarang yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari baiknya saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Hal ini dapat membentuk pemimpin terbaik. Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerja sama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan.
Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain.
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain, namum kenyataannya banyak pemimpin dalam pengambilan keputusan tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang baik.
Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1             Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Robbins (dalam Suwatno & Priansa, 2011), adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Kouzes dan Posner (dalam Suwatno & Priansa, 2011), mengatakan kepemimpinan adalah penciptaan cara bagi orang untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, pemimpin adalah seseorang dengan kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam men#apai tujuan.
Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

2.2             Peran dan Fungsi Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Beberapa peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
a.       Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b.      Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c.       Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
a.       Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b.      Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.

2.      Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3.      Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4.      Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5.      Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
6.      Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
1.      Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2.      Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3.      Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4.      Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
5.      Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

2.3           Gaya Kepemimpinan
2.3.1     Macam-macam Gaya Kepemimpinan
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan yaitu:
1.      Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.      Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Macam - macam gaya kepemimpinan menurut Horse yang di kutip oleh H.Suwanto (2011:157) antara lain :
1.        Gaya Kepemimpinan Direktif
Gaya kepemimpinan ini membuat bawahan agar tau apa yang diharapkan pimpinan dari mereka, menjadwalkan kerja untuk dilakukan, dan member bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.
2.        Gaya Kepemimpinan Yang Mendukung
Gaya kepemimpinan ini bersifat ramah dan menunjukan kepedulian akan kebutuhan bawahan.
3.        Gaya Kepemimpinan Partisipatif
            Gaya kepemimpinan ini berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan.
4.        Gaya Kepemimpinan Berorientasi Prestasi
Gaya kepemimpinan ini menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi mereka.
2.3.2     Jenis Gaya Kepemimpinan
Dengan karakter yang dimiliki, maka setiap pemimpin cenderung memiliki gaya atau cara yang tersendiri dalam memimpin perusahaannya.
Menurut Tohardi dikutip oleh Edy Sutrisno (2010:242) menyatakan bahwa Gaya-gaya kepemimpinan yaitu :
1.     Gaya persuasive Yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang mengubah perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan.
2.  Gaya Refresif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa keatakutan.
3.    Gaya partispatif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik menata, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya dalam perusahaan.
4.  Gaya Inovatif Yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia.
5.   Gaya investigative Yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigan tehadap bawahannya menimbulkan yang menyebabkan kreatifitas, inovasi, serta insisiatif dari bawahan kurang berkembang karena bawahan takut kesalahan-kesalahan.
6.      Gaya Inspektif Yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.
7.      Gaya Motivasif Yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-idenya, program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik. Komunikasi tersebut membuat segala ide bawahan-bawahan dan kebijakan dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau.
8.   Gaya Naratif Pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuiakan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja.
9.       Gaya Edukatif Yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterlampiran kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengalamanyang lebih baik dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin yang bergaya edukatif tidak akan pernah menghalangi bawahan ingin megembangkan pendidikan dan keterlampiran.
10.   Gaya Retrogresif Yaitu pemimpin yang tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya, untuk itu pemimpin yang bergaya restrogresif selalu menghalangi bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterlamiplan. Sehingga dengan kata lain pemimpin yang bergaya restrogresif sangat senang melihat bawahan selalu terbelakang bodoh dan sebagainya.

2.3.3     Dasar Gaya Kepemimpinan
Menurut Istijanto (2006:236) bahwa gaya kepemimpinan di bagi dua yaitu :
1.            Kepemimpinan atas dasar struktur, Kepemimpinan yang menekankan struktur tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan dimana meliputi tugas pokok, fungsi, tanggung jawab, prestasi kerja dan ide (gagasan).
2.            Kepemimpnan bedasarkan pertimbangan, Kepemimpinan yang menekankan gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian atas dukungan terhadap bawahan dimana meliputi peraturan, hubungan kerja dan etika.

2.4      Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik
WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus memiliki tiga ciri, yaitu:
1.      Penglihatan Sosial Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.
2.      Kecakapan Berfikir Abstrak Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas, intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3.      Keseimbangan Emosi Orang yang mudah naik darah, membuat kekacauan menandakan emosinya belum stabil, dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.
2.5      Teori Kepemimpinan
1.      Teori Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah pemaksaan dan tindakan yang agak abiter dalam hubungan antra pemimpin dengan pihak bawahan. Pimpinanan disini cendrung mengarahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan; ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi.
2.      Teori Psikologis
Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwafungsi seorang pemimpin adalah pengembangan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. Kepemimpinn yang memotivasi sangat memperhatiakan hal-hal seperti pengakuan (REORGANIZING), kepastian emosional, dan kesemptan untuk memperhatiakan keinginan dan kebutuhannya
3.      Teori Sosiologis
Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktifitas para pemimpin dan berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara npara pengikut. Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan terakhir.
Usaha-usaha untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi antara para pengikut, kadang-kadang hingg tingkat timbulnya konflik yng merusak di dalam atau di antara kelompok-kelompok. Dalam situasi demikian, pemimpin diharap untuk mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni antara koordinatif dan pengikutnya.
4.      Teori supportif
Pemimimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pda setiap pengikut untuk melksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihk lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.
5.      Teori “Laissez Fire”
Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Teori merupakan kebalikan dari teori otokratis.
6.      Teori Perilaku Pribadi
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Seorang pemimpin dapat menerapkan macam-macam gaya kepemimpinan yang tergantung dari evaluasi pemimpin yang berang bersangkutan tentang situasi yang dihadapi, kemauan-kemauan, keinginan untuk memutuskan jumlah pengawasan yang akan dijalankan. Pemimpin yang macam ini memberikan banyak kebebasan kepada bawahannya.
7.      Teori Perilaku Sosial atau Sifat
a.       Intelegensi
Orang umumnya beranggapan bahwa intelegensi seorang individu memberikan petunjuk tentang kemungkinan baginya untuk berhasil sebagai seorang pemimpin hingga suatu tingkat intelegensi tertentu. Sukses diterangakan berdasarkan fakta bahwa individu bahwa individu memiliki tingkat intelegensi sangat tinggi menganggap bahwa aktivitas-aktivitas kepemimpinan dan tantangan tidak cukup bagi mereka; mereka lebih senang dengan ide-ide abstrak dan pekerjaan riset dasar.
b.       Inisiatif
Hal ini terddiri dari dua bagian;
1.      Kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengatur tindakan-tindakan
2.      Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak lain
c.       Energi atau Rangsangan
Banyak orang berpendapat bahwa salah satu diantara ciri pemimpin yang menonjol adalah lenih energik dalam usaha mencapai tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Yaitu energi mental dan fisik sangat dibutuhkan dalam memimpin.
d.       Kedewasaan Emosional
Seorang pemipmpin dapat diandalkan jani-janjinya mengenai sps ysng sksn dilaksanakan dan ia bersedia bekerja lama dan menyebarluasakan sikap “enthusiasme”diantara para pengikutnya.
e.       Persuasif
Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan tersebut, seorang pemimpin biasanya harus menggunakan persuasi.
f.        Skill Komuniktif
Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara singkat pendapat-pendapatnya, dan dapat mengambil intisari dari pernyataan pihak lain. Seorang pemipmpin menggunakan komunikasi dengan tepat untuk tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimultif.


g.       Kepercayaan Diri Sendiri
Seorang pemimpin adalah orang yang cukup matang dan ia tidak memiliki sifat-sifat anti-sosial.
h.      Perseptif
Sifat berehubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan kelakuan orang lain, terutama dengan bawahannya.
i.         Kreatifitas
Kapasitas untuk bersifat orisinil, untuk memikirkan cara-cara baru merintis jalan baru, guna memecahkan sebuah problem merupakan sifat yang sangat didambakan oleh seorang pemimpin.
j.         Partisipasi Sosial
Mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari kalangan manapun serta berkemampuan untuk melakukan konversi tentang berbagai macam subjek.

BAB III
PENUTUP

3.1            Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi orang lain kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai tujuan si pemimpin. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan itu merupakan suatu seni untuk mempengaruhi bawahannya baik secara individu maupun sebagai kelompok agar melakukan kegiatan untuk mencapai organisasi seoptimal mungkin

Dalam memimpin seorang pemimpin harus memahami teori, gaya dan lingkungan tempat mereka memimpin. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat. Seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari perubahan di sekitarnya, serta merencanakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.





DAFTAR PUSTAKA

Pudjo Sumedi,(2010). Organisasi dan Kepemimpinan, Jakarta, Uhamka Press.

Ardana, Komang, dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rivai, Veithzal, 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Winardi.1990. Kepemimpinan dan Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta; Rineka Cipta.

Sule, E. Tisnawati. & Saefullah, Kurniawan.2005. Pengantar Manajemen. Jakarta :Kencana. Handoko,



1 comment:

  1. Bismillah...
    terimakasih gan, sangat membantu. Makalahnya lengkap.
    saya juga punya blog berisi kumpulan Tugas dan Materi Kuliah

    salah satu materinya membahas Hubungan Ilmu Negara Dengan Ilmu-ilmu Sosial Lain

    semoga bermanfaat.

    ReplyDelete