BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia
adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat
tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam
perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga
berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari
perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku
organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
Pada umumnya setiap individu
memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang sederhana (primer) sampai
kebutuhan yang lebih atau luas (tersier). Karena untuk memenuhi kebutuhannya,
setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi kebutuhannya. Maka dari
itu, manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Baik itu
organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain – lain. Dalam
perilaku organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu,
karakter – karakter setiap individu, dan komunikasi antar individu yang
berpengaruh dalam pencapain tujuan itu.
Organisasi di sebut sebagai
sistem sosial karena di dalamnya terdapat sekelompok orang yang mempunyai
hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga bersosialisasi dengan
para pelaku organisasi. Dalam perilaku organisasi, individu – individu harus
mampu menyesuaikan dirinya dengan bersosialisasi dengan yang lain. Ini akan
membuat tugas yang telah diberikan akan terasa mudah karena tugas tersebut bisa
dilakukan secara bersama – sama. Karena setiap orang mempunyai kebutuhan, maka
sebaiknya dalam berperilaku organisasi seseorang mampu bereksistensi dengan
orang lain agar mampu melaksanakan tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi merupakan suatu
perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu
sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi.
Karena manusia berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna
untuk mengetahui sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi.
Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang cara–cara mengatasi
masalah–masalah yang ada di lingkungan organisasi.
Kelompok
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan terlibat
dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari
kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok
ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi
besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban
dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan
yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali
adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain.
Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Banyak teori yang mengembangkan suatu
anggapan mengenai awal mula terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat
dasar terbentuknya kelompok adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara
orang-orang tertentu teori ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori
pendekatan ini ialah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan
karena adanya kedekatan uang dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
Dasar pokok yang amat penting dari daya
tarik antarindividu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena
adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat di pahami secara
jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit
dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga
merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
Tantangan
yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan adalah
perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan
membentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku
organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari
kehidupan organisasi.
Hal
ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain
dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama. Kelompok dapat mengubah
motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi prilaku individu dalam
satu kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan
logika dari perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan
aktivitas dalam kelompok,
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perilaku
Individu Dalam Organisasi
Menurut
Soekidjo Notoatmojo, prilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Menurut Louis Thurstone, sedangkan
menurut Rensis Likert dan Charles Osgood, prilaku
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaaan
tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.
Perilaku individu dalam organisasi
adalah bentuk interaksi antara karakteristik individudengan karakteristik
organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilakuberbeda
satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing
lingkungannya yang memang berbeda.
Individu
membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan
kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yangdipunyai individu ini
akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasiatau yg
lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai
karakteristikseperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,
pekerjaan, tugas, wewenang,tanggung jawab, sistem penggajian, sistem
pengendalian, dan sebagainya.
Dalam kaitan antara individu dengan
organisasi, maka ia membawa karakteristik individu ke dalam organisasi,
sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu dengankarakteristik
organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu dalam
organisasi.Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari
karakteristik individu.
2.2
Dasar-Dasar
Perilaku Individu
Perilaku
individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu
dengan lingkungannya. Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik, yaitu:
A.
Karakteristik biografis
Karakteristik
biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
1.
Usia
Usia sangat mempengaruhi manusia
berperilaku terutama dalam organisasi, semakin tua usianya maka perilaku/ produktifitas
akan semakin berkurang, termasuk bagaimana kemampuannya
untuk bekerja, merespon stimulus yang dilancarkan oleh individu lainnya.
2.
Jenis
kelamin
Penelitian
membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria dan wanita dalam menangani pekerjaan
relatif sama. Keduanya hampir sama konsistensinya dalam memecahkan masalah,
keterampilan analitis dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, dan
kemampuan belajar
3.
Status
perkawinan
Status perkawinan akan meningkatkan
rasa tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya
lebih berharga dan penting karena bertanggung jawab pada keluarga, biasanya
karyawan yang telah menikah lebih puas dengan pekerjaanya disbanding yang belum
menikah.
4.
Masa
kerja
Masa kerja yang lebih lama
menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari seseorang dibanding rekannya yang
baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya dalam bekerja.
B.
Kemampuan
Setiap
manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda ada yang
lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya tersusun
dari dua faktor yaitu:
1.
Kemampuan
intelektual, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menjalankankegiatan mental.
Untuk mengungkap kemampuan ini digunakan tes IQ yang berusahamengeksplorasi
dimensi yang membentuk kemampuan intelektual yakni,
a. Kecerdasan numeris , yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,
b. Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang
dibaca dan didengarserta relasinya satu sama lain
c. Kecepatan perceptual, yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda visualdengan
cepat dan tepat,
d. Penalaran induktif, yaitu kemampuan mengenali suatu urutan
secara logis dalamsuatu masalah dan kemdian memecahkan masalah tersebut,
e. Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan
menilai implikasidari suatu argumen,
f.
Visualisasi ruang, yaitu kemampuan
membayangkan bagaimana suatu objek akantampak seandainya posisinya dalam ruang
dirubah,
g.
Ingatan
(memory ), yaitu kemampuan menahan dan
mengenang kembalipengalaman masa lalu. Untuk pekerjaan yang memerlukan
rutinitas tinggi dantidak memerlukan intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak
ada relevansinya dengankinerja. Namun pemahaman verbal, kecepatan persepsi,
visualisasi ruand daningatan banyak diperlukan di berbagai bidang pekerjaan.
Sehingga tes IQ tetapdiperlukan.
2.
Kemampuan
fisik, adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugasyang
menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan. Karyawan yangmempunyai
kemampuan intelektual dan fisiknya tidak sesuai dengan tuntutanpekerjaan,
sipastikan akan merupakan penghambat pencapaian tujuan kinerja
atauproduktifitas. Seorang pilot misalnya harus berkualitas tinggi kemampuan
visualisasiruangnya, penjagapantai harus kuat kemampuan visualisasi dan koordinasi
tubuhnya.
C.
Kepribadian
Kepribadian
adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan
sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini paling sering
digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh
seseorang. Determinan Kepribadian terdiri dari:
1.
Keturunan
Karakteristik kepribadian tidak
seluruhnya ditentukan oleh keturunan, tetapi kebanyakan seorang anak memiliki
karakteristik yang hamper sama dengan orang tuanya.
2.
Lingkungan
Lingkungan memainkan peran yang
cukup besar dalam membentuk kepribadian seseorang seperti budaya, keluarga,
teman-teman, dan kelompok-kelompok social serta pengaruh-pengaruh lain yang
kita alami.
3.
Situasi
Kepribadian seseorang walaupun pada
umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam situasiyang berbeda. Tuntutan yang
berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari
kepribadian seseorang.
D.
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi
sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang
individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan
pembelajaran.
Perbedaan
dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh: konsep diri, cirri
kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah bagaimana anda
memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada menampilkan diri
anda didepan orang lain.
E.
Sikap
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif
(menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa.
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam
perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi
perilaku kerja. komponen sikap terrdiri dari:
a.
Kognitif,
segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap
b.
Afektif,
segmen emosional dari suatu sikap
c.
Perilaku,suatu
maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau
sesuatu.
F.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap
pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
G.
Persepsi
Ada
sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi atau adanya
perbedaanpersepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :
a.
Pemberian
Kesan (perceiver ). Bagaimana seseorang memberikan arti terhadap
sesuatusangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang tersebut.
Misalnya umur, lamabekerja, status, tingkat pendidikan, agama, budaya, dan
lain-lain.
b.
Sasaran.
Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan dipersepsikanmsehingga
dapat mempengaruhi bagaimana orang mempersepsikan hal tersebut.misalnya dari
wujud fisik, tinggi, bentuk tubuh, rambut, cara berpakaian, suara,
gerakan,bahasa tubuh maupun sikapnya yang memberikan berbagai persepsi yang
berbeda daritiap orang yang berbeda.
c.
Situasi.
Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam mempersepsikanobjek atau
kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda melihat sesorang di sebuahcafé.
Menurut Anda, orang tersebut tidak menarik. Tetapi ketika orang tersebut
datangke masjid, menurut Anda, orang tersebut menjadi sangat menarik. Namun
mungkin saja orang lain tidak menilainya demikian.
Tiap-tiap
individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi,
harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu
lingkungan individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang
diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang,
tanggung jawab, system pengajian, system pengendalian, dan lain-lain.
2.3
Perilaku
Kelompok Dalam Organisasi
Setiap
individu dalam kehidupannya mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda,
sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda,
tentunya akan mempunyai potensi yang besar pula apabila diwujudkan kedalam
suatu kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.. Setelah setiap individu
masuk kedalam kepentingan dan tujuan kelompok, maka perilaku mereka akan
menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan.
2.4
Pengertian
Perilaku Kelompok Dan Klasifikasi Kelompok
Perilaku
kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau lebih individu yang
berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan
prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri bila satu
kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus termotivasi untuk
bergabung, menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang
berinteraksi, berkontribusi da;lam berbagai jumlah proses kelompok, dan
mencapai kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui berbagi interaksi.
Suatu
kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok
informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefenisikan oleh struktur
organisasi seperti: preiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan anggota
komisi, dan lain-lain. Kelompok informal adalah kelompok yang terstruktur atau
tidak, formal atau tidak ditetapkan secara organisasi, muncul sebagai tanggapan
terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok
merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam
aktifitas kelompok, demikian juga kelompok merupakan bagian dari organisasi,
dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok. Karakteristik suatu
kelompok yaitu: adanya dua orang atau lebih, berinteraksi satu sama lain,
saling memebagi beberapa tujuan yang sama, dan melihat dirinya sebagai suatu
kelompok.
2.5
Dasar-dasar
Perilaku Kelompok
Dasar-dasar
perilaku kelompok terdiri dari:kondisi eksternal pada kelompok, sumber daya
anggota, sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas kelompok,kinerja dan
kepuasan, teori psikologi.
A.
Kondisi eksternal pada kelompok
1.
Startegi
organisasi: meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut.
2.
Struktur
otoritas: ketentuan mengenai otoritas yang dimilki oleh setiap bagian/ setiap
individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memilki
otoritas yang berbeda.
3.
Peraturan
formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain dari
peraturan induk membakukan perilaku karyawan
4.
Sumber
daya organisasional: merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan
yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.
5.
Proses
seleksi perilaku para personil: criteria-kriteria tertentu yang digun akan
dalam proses merekrut karyawan, proses seleksi tersebut akan menempatkan man in
the right place
6.
Evaluasi
kinerja dan system ganjaran: proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system
ganjaran akan hasil evaluasi tersebut.
7.
Budaya
organisasi: merupakan standar untuk keryawan mengenai perilaku yang dapat
diterima dengan baik dan yang tidak dapat diterima.
B.
Sumber daya anggota
Adapun
sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu kemampuan
dan karakteristik kepribadian.
1.
Kemampuan,
ada hubungan antara kemampuan intelektual dengan relevansi tugas terhadap
kinerja kelompok
2.
Karakteristik
kepribadian, ada hubungan antara karakterisitik kepribadian yang positif dalam
budaya terhadap produktifitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.
C.
Struktur kelompok
Kelompok
kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota kelompok
tertentu. Ada beberapa variable struktur kelomp[ok yaitu: kepemimpinan formal,
peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok.
1.
Kepemimpinan
formal
Pemimpin formal hampir selalu ada
dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin ini mempunyai peran penting dalam
keberhasilan kelompok.
2.
Peran
Tiap-tiap anggota kerlompok
memainkan suatu peran. Hasilny akan baik apabila peran dimainkan dengan
konsisten. Tapi sering seseorang dituntu memainkan peran yang berbeda. Didalam
berperan juga seringkali terjadi konflik dan pengalaman selain tuntutan dari
pemberi peran dalam organisasi.
3.
Norma
Adalah standar perlaku yang dapat
diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota
dalam kelompok tersebut. Norma tiap kelompok akan berbeda denngan norma
kelompok lainnya.
4.
Status
Status adalah posisi yang
didefenisikan secara social yang diberikamn kepada kelompok atau anggota oleh
orang lain. Status mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan dalam kelompok.
5.
Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan,
kelompok yang terdiri dari beranekaragam keterampilan dan pengetahuan akan
lebih efektif disbanding kelompok yang anggotanya homogen.
D.
Proses kelompok
Dalam
tugas kelompok, sumbangan tiap individu tidak tampak dengan jelas karena ada
individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh
kelompoktidak maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran
(output) lebih besar dari pada masukkan (input)
E.
Tugas-tugas kelompok
Tugas
yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggi menuntut lebih banyak pemrosesan
informasi, tergantung pada:
1.
Pengambilan
keputusan kelompok
Keputusan yang
diambil oleh dua orang atau lebih lebih naik dari pada satu orang. Kenyataannya
pada saat ini banyak keputusan dalam organisasi yang diambil oleh kelompok,
tim, komite. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pengambilan keputusan
berdasarkan pada kelompok, yaitu:
Keuntungan
kelompok: informasi dan pengetahuan lebih lengkap, lebih banyak pendekatan dan
alternativ dapat dikembangkan, meningkatkan dukungan dan keputusan terhadap
keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok, dan kegitimasi meningkat.
Keruguian dari kelompok: menghabiskan waktu, tekanan untuk sesuai, dominasi
oleh beberapa orang, tanggung jawab kembar.
2.
Teknik
pengambilan keputusan
Tekniki
pengambilan keputusan dalam kelompok yaitu: interaksi, sumbang saran. Teknik
kelompok nominal, teknik delphhi, pertemuan elektronik.
F.
Kinerja dan Kepuasan
Ada
beberapa factor yang berhubungan dengan dengan kinerja yaitu: persepsi peran,
norma, status, ukuran kelompok, susunan demografis, tugas kelompok, dan
kekohesifan. Keputusan anggota dipengaruhi oleh hubungan persepsi, peran
kinerja antara atasan dan bawahan.
G.
Teori psikologi
The
collaborative Classroom. Kegiatan kerjasama adalah jika 2 orang atau lebih
bekerja sama untuk tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dengan
demikian terdapat dua unsure yaitu kerjasama, saling ketergantungan yang
positif. Kekompakan dalam kelompok akan terwujud bila setiap anggota mempunyai
perasaan bahwa dirinya merupakan begian dari suatu kelompok dan perasaan
tersebut harus beredasarkan pada kepercayaan.
2.6
Saling
Pengertian Antar Kelompok
a.
Pengaruh
konflik antar kelompok
Konflik antar
kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar kepentingan atau
tujuan kelompoknya masing-masing. Konflik yang terjadi anatar kelompok dapat
memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi (fungsional) atau dapat
memberikan hasil yang negative (disfungsional). Dan konflik mempunyai kaitan
dengan prestasi kerja kelompok atau organisasi, diman ia dapat bersifat deskruktif
maupun konstruktif.
b.
Hubungan
antar kelompok
Hubungan antar
kelompok terdiri dari jaringan dan koalisi, peran ganda, peran khusus
manajemen.
c.
Negosiasi
Proses negosiasi
dapat menyebabkan kelanjutan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan usaha
kerjasama untuk menciptakan nilai-nilai yang tidak terdapat sebelumnya. Proses
negosiasi adalah pengalaman yang sangat berorientasi pada manusia. Untuk
menambah pemahaman akan tujuan, kebutuhan, dan keinginan pihak lain, perunding
yang sukses beusaha untuk memahami sifat kepribadian yang relevan dari individu
yang lain yang berunding.
2.7
Teori-teori
Pembentukan Kelompok
Ada
beberapa kedekatan yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan
kelompok, yaitu:
a.
Teori
kedekatan
Teori ini adalah
teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya afiliasi diantara
orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya
kedekatan.
b.
Teori
interaksi
Teori ini
menjelaskan pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas-aktivitas,
interaksi-interaksi, sentiment-sentimen (perasaan dan emosi). Dan semuanya
saling berhubungan.
-
Semakin
banyak aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka
interaksi-interaksinya dan semaki kuat tumbuhnya sentiment-sentimen mereka
-
Semakin
banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak
kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
-
Semakin
banyak aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentiment seseorang dipahami olleh orang lain, maka semakin
banyak kemungkinan ditularkan aktivitas dan interaksi-interaskri.
c.
Teori
keseimbangan
Teori menyatakan
bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap
didalam menanggapi sesuatu tujuan
d.
Teori pertukaran
Teori ini ada
kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan, teori
interaksi, dan teori keseimbangan memeinkan peranan dalam teori ini.
2.8
Alasan
Pembentukan Kelompok
Ada
beberapa alasan mengapa mausia/setiap individu memerlukan kelompok atau
membentuk kelompok, yaitu:
a.
Untuk
pemuasan kebutuhan
Keinginan untuk
memuaskan kebutuhan menjadi motifasi utama dalam pembentukan kelompok,
khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan kebutuhan aktualisasi
diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila bergabung dengan
kelompok.
b.
Adanya
kedekatan dan daya tarik
Setiap individu
memerlukan adany interaksi antarpribadi, oleh karena itu perlu adanya kedekatan
atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap, prestasi, atau
kesamaan motivasi.
c.
Adanya
tujuan kelompok
Setiap manusia
pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut diaplikasikan
dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala setiap
keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan kelompok
d.
Alasan
ekonomi
Suatu hal yang
dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai nilai lebih. Jika
ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja kelompok yang lebih optimal, dan
jika individu bekerja optimal maka yang diuntungkan adalah kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perilaku
pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada
umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam
mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal
“mengapanya” perilaku. Motif timbul dan mempertahankan aktivitas serta
menentukan arah umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan
dorongan utama aktivitas.
Setelah
bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati,
bahwa:
a.
Perilaku
timbul karena sutu sebab
b.
Perilaku
diarahkan pada tujuan
c.
Perilaku
yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program,
merangkai sperpart computer, dll.
d.
Perilaku
yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga penting
dalam mencapai tujuan
e.
Perilaku
bermotivasi.
Perilaku kelompok merupakan
respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang
diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka
karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan
kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga mempunyai
karakteristik yaitu keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,
pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system penggajian,
system pengendalian dan lain sebagainya.
Jika karakteristik antara kelompok
digabungkan dengan karakteristik organisasi maka akan terwujud perilaku
kelompok dalam organisasi. Jadi perilaku kelompok dalam organisasi adalah suatu
fungsi dari interaksi antara sebuah kelompok dengan lingkungannya ( organisasi
).
DAFTAR PUSTAKA
Angelo kinicki, Robert kreitner. 2005.
Perilaku Organisasi. Jakarta:
salemba empat.
Donnelly, Gibson, Ivancevich. 1985. Organisasi. Jakarta: Erlangga
KenBlanchard, Paul Hersey. 1982. Manajemen perilaku organisasi. Jakarta:
Erlangga.
Sopiah.
2008. Perilaku
Organisasonal. Yogyakarta : ANDI.
No comments:
Post a Comment