Friday 15 April 2016

Makalah Perilaku Individu dan Kelompok Dalam Organisasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang Masalah
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih atau luas (tersier). Karena untuk memenuhi kebutuhannya, setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Baik itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain – lain. Dalam perilaku organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu, karakter – karakter setiap individu, dan komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu.
Organisasi di sebut sebagai sistem sosial karena di dalamnya terdapat sekelompok orang yang mempunyai hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga bersosialisasi dengan para pelaku organisasi. Dalam perilaku organisasi, individu – individu harus mampu menyesuaikan dirinya dengan bersosialisasi dengan yang lain. Ini akan membuat tugas yang telah diberikan akan terasa mudah karena tugas tersebut bisa dilakukan secara bersama – sama. Karena setiap orang mempunyai kebutuhan, maka sebaiknya dalam berperilaku organisasi seseorang mampu bereksistensi dengan orang lain agar mampu melaksanakan tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang cara–cara mengatasi masalah–masalah yang ada di lingkungan organisasi.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar terbentuknya kelompok adalah mencoba menjelaskan adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu teori ini disebut Propinquiti atau teori pendekatan, teori pendekatan ini ialah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan uang dan daerahnya atau (spatial and geographical proximity).
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antarindividu dan pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat di pahami secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi.
Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama. Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi prilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok,

BAB II
PEMBAHASAN

2.1            Perilaku Individu Dalam Organisasi
            Menurut Soekidjo Notoatmojo, prilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Louis Thurstone, sedangkan menurut Rensis Likert dan Charles Osgood, prilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.
            Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individudengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilakuberbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.
            Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yangdipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasiatau yg lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristikseperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang,tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.
            Dalam kaitan antara individu dengan organisasi, maka ia membawa karakteristik individu ke dalam organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu dengankarakteristik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu dalam organisasi.Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari karakteristik individu.

2.2            Dasar-Dasar Perilaku Individu
Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa karakteristik, yaitu:
A.     Karakteristik biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
1.      Usia
Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi, semakin tua usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin berkurang, termasuk bagaimana kemampuannya untuk bekerja, merespon stimulus yang dilancarkan oleh individu lainnya.
2.      Jenis kelamin
Penelitian membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria dan wanita dalam menangani pekerjaan relatif sama. Keduanya hampir sama konsistensinya dalam memecahkan masalah, keterampilan analitis dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, dan kemampuan belajar
3.      Status perkawinan
Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena bertanggung jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih puas dengan pekerjaanya disbanding yang belum menikah.
4.      Masa kerja 
Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari seseorang dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya dalam bekerja. 
B.      Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda ada yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya tersusun dari dua faktor yaitu:
1.      Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menjalankankegiatan mental. Untuk mengungkap kemampuan ini digunakan tes IQ yang berusahamengeksplorasi dimensi yang membentuk kemampuan intelektual yakni,
a.       Kecerdasan numeris , yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,
b.      Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengarserta relasinya satu sama lain
c.       Kecepatan perceptual, yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda visualdengan cepat dan tepat,
d.      Penalaran induktif, yaitu kemampuan mengenali suatu urutan secara logis dalamsuatu masalah dan kemdian memecahkan masalah tersebut,
e.       Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasidari suatu argumen,
f.        Visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akantampak seandainya posisinya dalam ruang dirubah,
g.       Ingatan (memory ), yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembalipengalaman masa lalu. Untuk pekerjaan yang memerlukan rutinitas tinggi dantidak memerlukan intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak ada relevansinya dengankinerja. Namun pemahaman verbal, kecepatan persepsi, visualisasi ruand daningatan banyak diperlukan di berbagai bidang pekerjaan. Sehingga tes IQ tetapdiperlukan.
 
2.      Kemampuan fisik, adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugasyang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan. Karyawan yangmempunyai kemampuan intelektual dan fisiknya tidak sesuai dengan tuntutanpekerjaan, sipastikan akan merupakan penghambat pencapaian tujuan kinerja atauproduktifitas. Seorang pilot misalnya harus berkualitas tinggi kemampuan visualisasiruangnya, penjagapantai harus kuat kemampuan visualisasi dan koordinasi tubuhnya.
C.      Kepribadian 
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini paling sering digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh seseorang. Determinan Kepribadian terdiri dari:
1.      Keturunan
Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan, tetapi kebanyakan seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan orang tuanya.
2.      Lingkungan 
Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian seseorang seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok social serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
3.      Situasi
Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang.
D.     Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan pembelajaran.
Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh: konsep diri, cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah bagaimana anda memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada menampilkan diri anda didepan orang lain.
E.     Sikap 
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja. komponen sikap terrdiri dari:
a.       Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap
b.      Afektif, segmen emosional dari suatu sikap
c.       Perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
F.     Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
G.     Persepsi
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi atau adanya perbedaanpersepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :
a.       Pemberian Kesan (perceiver ). Bagaimana seseorang memberikan arti terhadap sesuatusangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang tersebut. Misalnya umur, lamabekerja, status, tingkat pendidikan, agama, budaya, dan lain-lain.
b.      Sasaran. Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan dipersepsikanmsehingga dapat mempengaruhi bagaimana orang mempersepsikan hal tersebut.misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk tubuh, rambut, cara berpakaian, suara, gerakan,bahasa tubuh maupun sikapnya yang memberikan berbagai persepsi yang berbeda daritiap orang yang berbeda.
c.       Situasi. Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam mempersepsikanobjek atau kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda melihat sesorang di sebuahcafé. Menurut Anda, orang tersebut tidak menarik. Tetapi ketika orang tersebut datangke masjid, menurut Anda, orang tersebut menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain tidak menilainya demikian.
Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system pengajian, system pengendalian, dan lain-lain. 

2.3            Perilaku Kelompok Dalam Organisasi
Setiap individu dalam kehidupannya mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda, sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda, tentunya akan mempunyai potensi yang besar pula apabila diwujudkan kedalam suatu kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.. Setelah setiap individu masuk kedalam kepentingan dan tujuan kelompok, maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan. 
           
2.4            Pengertian Perilaku Kelompok Dan Klasifikasi Kelompok
Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri bila satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus termotivasi untuk bergabung, menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang berinteraksi, berkontribusi da;lam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui berbagi interaksi.
Suatu kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefenisikan oleh struktur organisasi seperti: preiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan anggota komisi, dan lain-lain. Kelompok informal adalah kelompok yang terstruktur atau tidak, formal atau tidak ditetapkan secara organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial. 
Kelompok merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktifitas kelompok, demikian juga kelompok merupakan bagian dari organisasi, dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok. Karakteristik suatu kelompok yaitu: adanya dua orang atau lebih, berinteraksi satu sama lain, saling memebagi beberapa tujuan yang sama, dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok. 

2.5            Dasar-dasar Perilaku Kelompok
Dasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari:kondisi eksternal pada kelompok, sumber daya anggota, sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas kelompok,kinerja dan kepuasan, teori psikologi.
A.     Kondisi eksternal pada kelompok
1.      Startegi organisasi: meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2.      Struktur otoritas: ketentuan mengenai otoritas yang dimilki oleh setiap bagian/ setiap individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memilki otoritas yang berbeda.
3.      Peraturan formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain dari peraturan induk membakukan perilaku karyawan
4.      Sumber daya organisasional: merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.
5.      Proses seleksi perilaku para personil: criteria-kriteria tertentu yang digun akan dalam proses merekrut karyawan, proses seleksi tersebut akan menempatkan man in the right place
6.      Evaluasi kinerja dan system ganjaran: proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system ganjaran akan hasil evaluasi tersebut.
7.      Budaya organisasi: merupakan standar untuk keryawan mengenai perilaku yang dapat diterima dengan baik dan yang tidak dapat diterima.
B.     Sumber daya anggota
Adapun sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu kemampuan dan karakteristik kepribadian.
1.      Kemampuan, ada hubungan antara kemampuan intelektual dengan relevansi tugas terhadap kinerja kelompok
2.      Karakteristik kepribadian, ada hubungan antara karakterisitik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap produktifitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.
C.      Struktur kelompok
Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota kelompok tertentu. Ada beberapa variable struktur kelomp[ok yaitu: kepemimpinan formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok.
1.      Kepemimpinan formal
Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin ini mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok.
2.      Peran 
Tiap-tiap anggota kerlompok memainkan suatu peran. Hasilny akan baik apabila peran dimainkan dengan konsisten. Tapi sering seseorang dituntu memainkan peran yang berbeda. Didalam berperan juga seringkali terjadi konflik dan pengalaman selain tuntutan dari pemberi peran dalam organisasi. 
3.      Norma
Adalah standar perlaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma tiap kelompok akan berbeda denngan norma kelompok lainnya.
4.      Status
Status adalah posisi yang didefenisikan secara social yang diberikamn kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Status mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan dalam kelompok.
5.      Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragam keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding kelompok yang anggotanya homogen.
D.     Proses kelompok
Dalam tugas kelompok, sumbangan tiap individu tidak tampak dengan jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompoktidak maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (output) lebih besar dari pada masukkan (input)
E.      Tugas-tugas kelompok
Tugas yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggi menuntut lebih banyak pemrosesan informasi, tergantung pada: 
1.      Pengambilan keputusan kelompok
Keputusan yang diambil oleh dua orang atau lebih lebih naik dari pada satu orang. Kenyataannya pada saat ini banyak keputusan dalam organisasi yang diambil oleh kelompok, tim, komite. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pengambilan keputusan berdasarkan pada kelompok, yaitu:
Keuntungan kelompok: informasi dan pengetahuan lebih lengkap, lebih banyak pendekatan dan alternativ dapat dikembangkan, meningkatkan dukungan dan keputusan terhadap keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok, dan kegitimasi meningkat. Keruguian dari kelompok: menghabiskan waktu, tekanan untuk sesuai, dominasi oleh beberapa orang, tanggung jawab kembar.
2.      Teknik pengambilan keputusan 
Tekniki pengambilan keputusan dalam kelompok yaitu: interaksi, sumbang saran. Teknik kelompok nominal, teknik delphhi, pertemuan elektronik.
F.      Kinerja dan Kepuasan
Ada beberapa factor yang berhubungan dengan dengan kinerja yaitu: persepsi peran, norma, status, ukuran kelompok, susunan demografis, tugas kelompok, dan kekohesifan. Keputusan anggota dipengaruhi oleh hubungan persepsi, peran kinerja antara atasan dan bawahan.
G.     Teori psikologi
The collaborative Classroom. Kegiatan kerjasama adalah jika 2 orang atau lebih bekerja sama untuk tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian terdapat dua unsure yaitu kerjasama, saling ketergantungan yang positif. Kekompakan dalam kelompok akan terwujud bila setiap anggota mempunyai perasaan bahwa dirinya merupakan begian dari suatu kelompok dan perasaan tersebut harus beredasarkan pada kepercayaan.

2.6            Saling Pengertian Antar Kelompok
a.       Pengaruh konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing. Konflik yang terjadi anatar kelompok dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi (fungsional) atau dapat memberikan hasil yang negative (disfungsional). Dan konflik mempunyai kaitan dengan prestasi kerja kelompok atau organisasi, diman ia dapat bersifat deskruktif maupun konstruktif.
b.      Hubungan antar kelompok
Hubungan antar kelompok terdiri dari jaringan dan koalisi, peran ganda, peran khusus manajemen. 
c.       Negosiasi
Proses negosiasi dapat menyebabkan kelanjutan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan usaha kerjasama untuk menciptakan nilai-nilai yang tidak terdapat sebelumnya. Proses negosiasi adalah pengalaman yang sangat berorientasi pada manusia. Untuk menambah pemahaman akan tujuan, kebutuhan, dan keinginan pihak lain, perunding yang sukses beusaha untuk memahami sifat kepribadian yang relevan dari individu yang lain yang berunding.

2.7            Teori-teori Pembentukan Kelompok
Ada beberapa kedekatan yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok, yaitu:
a.       Teori kedekatan
Teori ini adalah teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya afiliasi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan. 
b.      Teori interaksi
Teori ini menjelaskan pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, sentiment-sentimen (perasaan dan emosi). Dan semuanya saling berhubungan.
-          Semakin banyak aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka interaksi-interaksinya dan semaki kuat tumbuhnya sentiment-sentimen mereka
-          Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
-          Semakin banyak aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentiment seseorang dipahami olleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkan aktivitas dan interaksi-interaskri. 
c.       Teori keseimbangan
Teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi sesuatu tujuan
d.      Teori pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan, teori interaksi, dan teori keseimbangan memeinkan peranan dalam teori ini.

2.8            Alasan Pembentukan Kelompok
Ada beberapa alasan mengapa mausia/setiap individu memerlukan kelompok atau membentuk kelompok, yaitu:
a.       Untuk pemuasan kebutuhan
Keinginan untuk memuaskan kebutuhan menjadi motifasi utama dalam pembentukan kelompok, khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila bergabung dengan kelompok.

b.      Adanya kedekatan dan daya tarik
Setiap individu memerlukan adany interaksi antarpribadi, oleh karena itu perlu adanya kedekatan atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap, prestasi, atau kesamaan motivasi.
c.       Adanya tujuan kelompok
Setiap manusia pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala setiap keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan kelompok
d.      Alasan ekonomi
Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai nilai lebih. Jika ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja kelompok yang lebih optimal, dan jika individu bekerja optimal maka yang diuntungkan adalah kelompok.

BAB III
PENUTUP

3.1            Kesimpulan
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal “mengapanya” perilaku. Motif timbul dan mempertahankan aktivitas serta menentukan arah umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan dorongan utama aktivitas. 
Setelah bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati, bahwa:
a.       Perilaku timbul karena sutu sebab 
b.      Perilaku diarahkan pada tujuan
c.       Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program, merangkai sperpart computer, dll. 
d.      Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga penting dalam mencapai tujuan
e.       Perilaku bermotivasi. 
            Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga mempunyai karakteristik yaitu keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system pengendalian dan lain sebagainya.
            Jika karakteristik antara kelompok digabungkan dengan karakteristik organisasi maka akan terwujud perilaku kelompok dalam organisasi. Jadi perilaku kelompok dalam organisasi adalah suatu fungsi dari interaksi antara sebuah kelompok dengan lingkungannya ( organisasi ).
                                                                              
DAFTAR PUSTAKA

Angelo kinicki, Robert kreitner. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: salemba empat.

Donnelly, Gibson, Ivancevich. 1985. Organisasi. Jakarta: Erlangga

KenBlanchard, Paul Hersey. 1982. Manajemen perilaku organisasi. Jakarta: Erlangga.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasonal. Yogyakarta : ANDI.


No comments:

Post a Comment