Saturday 21 May 2016

Makalah usaha ayam ras petelur



“USAHA PETERNAKAN”

 

BAB I

PERENCANAAN DAN ORGANISASI


Pendahuluan
Berawal dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat serta keinginan untuk hidup mandiri maka dengan segenap pengalaman dan pengetahuan, penulis menyusun business plan (rencana usaha) pengembangan usaha ternak ayam ras petelur. Pengembangan usaha ini atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, keuntungan yang menjanjikan dan biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana.
Perkembangan peternakan ayam ras petelur di Indonesia sangat pesat. Pesatnya perkembangan tersebut tentunya tidak hanya didorong oleh peluang pasar yang masih terbuka luas tetapi juga tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani dan tidak terlepas dari kebutuhan gizi yang dibutuhkan manusia.
Kebutuhan protein hewani sangat bermanfaat bagi tubuh manusia sehingga permintaan akan telur ayam terus meningkat, hal ini disebabkan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi protein hewani.Rencana bisnis yang akan penulis laksanakan bertujuan untuk berusaha untuk mempunyai nilai dan jiwa seorang wirausahawan terutama dibidang peternakan, khususnya ternak ayam ras petelur.
Selain telur,usaha ternak ayam ras petelur,merupakan jenis unggas yang paling populer dan paling banyak dikenal orang,serta hewan yang mudah diternakan dengan modal yang lebih kecil bila dibandingkan dengan hewan besar lainya seperti,sapi,kerbau, dan kambing.secara ekonomis,usaha ternak ayam ras petelor memiliki prospek yang menguntungkan karena peermintaan jumlah konsumsi telor yang semakin tinggi, serta memiliki peluang pasar yang besar yang lebih potensial dan usaha yang mampu bertahan saat krisis ekonomi terjadi.

1.1. Usaha Kecil dan Entrepreneurship
1.1.1  Kriteria Usaha
Usaha yang bergerak di bidang peternakan khususnya “ternak ayam ras petelur”. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur.

1.1.2.  Keunggulan dan Kelemahan
1.       Keunggulan
Beberapa faktor yang menjadi kekuatan pengembangan usaha ternak ayam ras petelur, sebagai berikut:
·         Sistem agribisnis peternakan yang sudah mantap, artinya usaha peternakan tidak hanya berada pada tingkat budidaya, tetapi juga adanya industri hulu sebagai penyedia sarana produksi. Dengan demikian telah terdapat dukungan sarana produksi yang tersedia setiap saat, sehingga tidak ada masalah mengenai penyediaan sarana produksi untuk usaha peternakan ayam ras.
·         Teknologi budidaya ayam ras yang mudah dikuasai oleh masyarakat.
·         Sistem pemasaran tidak menjadi permasalahan, karena telah terbentuk jalur-jalur distribusi sampai ke berbagai lapisan dan pelosok wilayah.
·         Adanya dukungan sumberdaya lahan yang luas dan jumlah tenaga kerja tersedia merupakan kekuatan pegembangan ayam ras petelur secara nasional.

2.     Kelemahan
Beberapa faktor yang menjadi kelemahan dalam usahaternak ayam ras petelur adalah sebagai berikut :
·         Usaha peternakan ayam ras petelur seringkali dihadapkan pada harga input produksi tinggi, sedangkan harga output produksi yang rendah.
·         Adanya risiko dan kondisi ketidakpastian yang relatif tinggi baik dari aspek teknis maupun finansial karena produksi sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sementara keuntungan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
·         Adanya permintaan konsumen yang fluktuatif dari hari ke hari karena telur termasuk bahan makanan yang subtitutif.
·         Sifat telur yang merupakan produk yang sifatnya perishable (mudah rusak), sehingga harus dapat dijual atau dikonsumsi segera.

1.1.3 Perencanaan Strategis dan Implementasi
Telur merupakan salah satu kebutuhan manusia yang berguna untuk mencukupi protein dalam tubuh manusia. Di Indonesia sendiri, Konsumsi telur rata - rata mencapai 7,23 Kg/ Tahun / kapita. Ini tentu sangat jauh dibandingkan dengan konsumsi telur ayam ras di luar negeri seperti di malaysia yang mencapai 25 Kg/ perkapita / tahun. Kebutuhan akan telur ayam yang semakin meningkat dari tahun ke tahun tentu menjadi sebuah peluang usaha yang sangat potensial untuk di jalankan baik sebagai usaha pokok, usaha sampingan maupun bisnis rumahan.
Secara garis besar, tujuan utama dari bisnis telur ayam adalah telurnya. Namun, selain telur, anda dapat memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk kandang, maupun sebagai media pakan bagi ikan seperti ikan lele. Bulu - bulunya bisa digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya kelut atau alat kebersihan. Tak hanya itu, kotoran ayam kini bisa digunakan untuk bahan pembuatan biogas. Dengan berbagai manfaat pemeliharaan ayam petelur ini, sudah sangat pas kiranya jika anda menjalankan peluang usaha ternak ayam petelur.

1.1.4. Pendirian suatu Usaha Kecil
1)    Sarana dan Peralatan
a)     Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi   persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
1.      Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
2.      Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1.      kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
2.      kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan;
3.      kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).

b)    Peralatan
1.      Litter (alas lantai).
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2.      Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
3.      Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.      Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.
2)     Lokasi
Lokasi usaha di dirikan pada tempat yang  cukup strategis yang bertempat di Payakumbuh.Luas500 M2 persegi, yang sangat dekat dengan pemasok bahan baku, serta jauh dari pemukiman penduduk.

3)    Keunggulan Produk
Telur yang dihasilkan ayam ras petelor yang memiliki bibit unggul serta dengan makanan ayam yang bervitamin dan penuh protein ayam,sehingga dapat menjaga kesehatan ayam dan menghasilkan telor dengan proses secara alami serta memiliki kualitas yang tinggi mengandung kandungan protein yang tinggi disaming itu telor mengandung kandungan energi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,selain memiliki kandungan protein dan energi juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi,serta dapat dikonsumsi konsumen dalam berbagai bentuk dan memiliki daya tahan lama serta dapat dengan mudah dalam menditribusikan.

4.  Bentuk Kepemilikan Usaha
            Kepemilikan dari usaha ini adalah “ ownership business “ karena usaha ini direncanakan akan didirikan sendiri oleh pemilik usaha. Pemilik usaha mendirikan usaha ini sendiri karena merasa sudah memiliki hal-hal sebagai berikut :
·         Penegtahuan teknis dan manajerial tepat guna
·         Kesiapan
·         Pengalaman
·         Kemampuan berbisnis
·         Tekad dan ketekunan
·         Kemauan untuk bekerja keras
·         Kepribadian
·         Kemampuan menilai dan memprediksi
·         Semangat berkompetensi
                                                               BAB II
KEUANGAN
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN

2.1 Anggaran Kas ( Biaya Produksi )
     a)    Modal Tetap ( Investasi )
           
Biaya investasi
Jumlah
Pembelian tanah             
Rp 40.000.000
Pembuatan kandang     
Rp 30.000.000
Induk 1.000 ekor @ Rp. 55.000
Rp 55.000.000
Total investasi    
Rp 125.000.000








     b)    Modal Kerja/variabel
Modal kerja yang digunakan perusahaan 1 tahun

Modal Kerja
Jumlah
Bahan Baku ( Pakan )
( 110 kg/1.000 ayam)/hari x 1 th
Rp 80.300.000
Biaya Pabrik     
Rp 50.000.000
Biaya Perlengkapan
Rp 20.000.000
Bahan Penolong    
Rp 40.000.000
Tenaga Kerja
Rp. 12.000.000
Total
Rp. 212.300.000









     c)     Pendapatan

pendapatan
Jumlah
Telur @ Rp 1.000/bh
(80 % x 1000/hari) x 1 th            
Rp 292.000.000
Kotoran
Rp 1.500.000
Total investasi    
Rp 293.500.000






     d)    Keuntungan
Kentungan yang didapatkan perusahaan dalam 1 tahun :

Keuntungan
Jumlah
Penjualan             
Rp 293.500.000
Modal     
Rp 212.300.000
Total investasi    
Rp 81.200.000





                                                               BAB III 
PRODUKSI DAN OPERASI


3.1Bahan Baku
Bahan baku untuk memproduksi telur adalah ayam yang memiliki bibit unggul yang baik,yang mempunyai kualitas yang tinggi,yang dapat memproduksi telur dengan secara alami serta dapat mengahsilkan telur dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang lebih efesien,sehingga telur yang di produksi dapat menyeimbangkan tingkat produksi dengan tingkat konsumsi telur. 

3.2Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
a)     Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
b)     Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.
c)      Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini.
3.3Pemeliharaan
a)     Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.
b)     Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
c)      Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
d)     Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
3.4Panen
a)     Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang dihasilkan oleh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
b)     Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
c)      Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
d)     Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.

                                                                                     BAB IV
PEMASARAN

4.1Pemasaran
Target Pasar pertama masyarakat  Payakumbuh,usaha ini mempunyai peluang yang sangat menguntungkan, terutama dipenjualan pada masyarakat Payakumbuh sendiri yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. 
Kedua target pasar adalah pasar lokal yang ada di Payakumbuh,yang sangat mempunyai peluang pasar yang sangat potensial terhadap pasar lokal di Payakumbuh,yang memiliki permintaan yang sangat besar terhadap kebutuhan pasar.

4.2Gambaran Peluang
Dewasa ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat sejalan dengan peningkatan pola hidup manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari telur. Selain itu juga adanya program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal.

Dengan melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan bila di kelola secara intensif dan terpadu.

4.3Kondisi Pesaing
Kami yakin usaha kami memiliki prospek yang menguntungkan untuk kedepanya. Dalam menghadapi pesaing usaha kami memberikan harga 1butir telur Rp 1.000,harga 1 papan telur Rp 28.000, harga ini lebih murah dari para pesaing yang memberikan harga Rp. 1.200/butir sehingga usaha kami dapat mengahadapi pesaing dalam merebut peluang pasar dan calon konsumen, dan usaha kami dapat memiliki peluang pasar yang begitu besar serta dapat keuntungan yang lebih besar.


4.4Strategi Pasar
Dalam memasarkan telur,usaha kami memiliki strategi dengan melakukan konsinyasi dengan masyarakat di Payakumbuh sebagai calon konsumen dan konsinyasi kepada toko-toko sehingga proses pemasaran telur dapat bersaing dengan pesaing,sehingga dapat mencari keuntungan yang labih besar dari pada pesaing.
BAB V
PENUTUP

5.1Kesimpulan
Usaha telur ayam merupakan usaha yang mempunyai prospek yang menguntungkan dan memiliki peluang pasar yang sangat besar yang dapat menguasai pasar, selain itu usaha telur ayam ini memiliki keuntungan yang begitu besar dan dalam pengembangan usaha ini juga sangat mudah dan dengan modal yang tidak begitu besar.

5.2Saran
Hendaknya usaha ini dikembangkan secara baik sebab dengan usaha ini dapat meningkatkan gizi  untuk kesehatan masyarakat sehingga  untuk kedepannya dpat meningkatkan olah kesehatan masyarakat.


Artikel Terkait :



1 comment:

  1. Untuk membuat resep masakan korea gochujang ini dapat menggunakan cabai bubuk lokal atau cabai korea. Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
    Agar Ayam Cepat Besar dan Tinggi Ufa Bunga SMartphone

    ReplyDelete